Saturday, 17 December 2011

Anti-Gravity Aircraft

Pesawat Anti Gravitasi 

antigravity-aircraft
Ada dua macam kendaraan yang pada umumnya dipakai manusia dalam sejarah hidupnya di dunia kini yaitu : yang memakai tenaga menolak untuk maju seperti hewan, mobil, kapal laut atau kapal udara: Yang lainnya memakai tenaga lenting atau centrifugal seperti pesawat piring terbang. Kedua macam kendaraan ini oleh ayat 43/12 disebutkan dengan benda terapung dan ternak. Yang dimaksud dengan ternak ialah kuda, unta, keledai, dan sebagainya. Dan benda terapung ialah segala macam kendaraan yang diwujudkan oleh teknologi manusia termasuk dalamnya piring terbang.
Khusus mengenai piring terbang, oleh ayat 16/8 disebut kendaraan yang tidak diketahui manusia dalam waktu ribuan tahun, dan oleh ayat 43/12 disebut setiapnya berpasangan yaitu bagian positif dan bagian negatif dari piring terbang itu. Karena ayat 43/12 ini membicarakan kendaraan maka tentunya istilah “berpasangan” itu adalah kendaraan juga dan kendaraan itu tidak lain daripada piring terbang dengan bagian positif dan bagian negatifnya.
16/8. Dan kuda dan bigal dan keledai itu adalah untuk kamu kendarai dan selaku perhiasan dan DIA menciptakan apa yang tidak kamu ketahui.
Ayat 16/8 ini menerangkan soal kendaraan yang biasanya dipakai oleh manusia, tentunya hal yang belum diketahui itu adalah kendaraan juga. Kalau kuda dan keledai adalah kendaraan berupa tenaga pembawa dan penarik maka keadaannya sama dengan mobil dan kapal terbang selaku pembawa dan penarik.
Baik kuda dan keledai maupun mobil dan kapal terbang sama memakai tenaga tolak ke belakang untuk maju ke muka, dari itulah kedua macam kendaraan itu sama pada prinsipnya. Jadi apakah kendaraan yang belum diketahui manusia sebagai tersebut pada ayat 16/8 itu ? Hal ini dijawab sendiri oleh Alquran :
43/12. Dan DIAlah yang menciptakan setiapnya berpasangan. Dan DIA jadikan untuk kamu yang kamu kendarai dari benda terapung (fulku) dan ternak.
43/13. Agar kamu berada di atas punggungnya, kemudian kamu akan memikirkan nikmat Tuhanmu ketika kamu berada di atasnya dan kamu katakan: “Maha Suci DIA yang mengedarkan ini untuk kami dan tidaklah kami satu generasi padanya.
43/14. Dan bahwa kami adalah orang-orang kembali pada Tuhan kamu.
Kalau orang membaca susunan Ayat Suci ini sepintas lalu maka tidaklah akan didapatinya sesuatu yang aneh dan baru, tetapi hendaklah dia menyadari tidak satu pun ayat Alquran itu yang percuma atau lambang-lambangan malah semuanya berupa unsur-unsur yang berkaitan untuk terwujudnya pengertian ilmiah. Dengan memahami susunan Ayat Suci di atas ini maka “benda terapung” yang tercantum padanya adalah kendaraan yang belum diketahui tersebut pada ayat 16/8. Susunan Ayat Suci itu biarlah kila analisakan di belakang, kini marilah kita masuki persoalan yang nantinya jadi bahan dalam penganalisaan itu.
Alquran sering sekali menjelaskan persoalan rotasi dan orbit benda-benda angkasa. Dia berupa dorongan bagi setiap orang agar memperhatikan kenapa Bumi ini berputar di sumbunya, kenapa planet ini bersama planet lain beredar keliling Surya yang juga berputar di sumbunya. Semua globe itu tidak bertiang sebagai kelihatan, tidak bertali dan tiada tempat bergantung. Semuanya bergerak dalam keadaan bebas terapung. Hanya Rahasialah yang menyebabkan setiap globe itu berbentuk bulat. Rahasialah yang memutar planet itu di sumbunya sembari membawanya berkeliling Surya: Sungguh Rahasia itu adalah wujud penting dan sesuatu yang harus diselidiki secara lebih mendalam oleh para teknolog. Dengan mengetahui keadaan Rahasia setiap planet itulah maka dulunya Nabi Ibrahim dapat mengalahkan satu kerajaan besar yang memusuhinya.
Bumi yang beratnya sekira 600 trillion ton tidak jatuh pada Surya karena daya lantingnya (centrifugal) dalam mengorbit, sebaliknya dia tidak terlanting jauh keluar garis orbitnya ditahan oleh daya jatuhnya (gravity) pada Surya sebagai pusat orbit. Daya lanting Bumi dan daya jatuhnya sama besar disebut orang dengan Equillibrium, karena itu sampai kini Bumi yang kita diami senantiasa berputar dan beredar keliling Surya. Kini kita misalkan saja: bagaimana kalau daya lantingnya dipakai sedangkan daya jatuhnya ditiadakan? Waktu itu praktis Bumi ini akan melayang jauh meninggalkan Surya. Jadi tenaga centrifugal demikian dapat dipakai untuk terbang jauh jika tenaga gravity dihilangkan. Akhirnya kita terbentur kepada: bagaimana cara menghilangkan daya jatuh itu?
Suatu cara ialah dengan memutar bagian pesawat secara horizontal. Bila putaran itu semakin cepat akan semakin besarlah daya centrifugal dan semakin kecillah daya gravity, akhirnya daya jatuh ini akan hilang sama sekali dan mulailah pesawat terangkat dengan mudah tanpa pengaruh tarikan Bumi. Tentu orang akan heran: bagaimana pula pesawat dapat berputar terus tanpa tumpuan? Dari itulah kita namakan pesawat itu dengan Shuttling System yaitu pesawat berupa piring dempet yang di tengahnya tempat penompang :
  1. Bagian Atas, kita namakan Positif berputar ke kanan, semakin ke pinggir massanya lebih tebal dan berat.
  2. Bagian Bawah, kita namakan Negatif, berputar ke kiri, semakin ke pinggir massanya lebih tebal dan berat.
  3. Bagian Tengah, kita namakan Neutral, tempat awak pesawat serta perlengkapan dan mesin yang memutar Positif dan Negatif sekaligus.
Praktis pesawat akan terangkat ditambah dengan ledakan seperlunya untuk tenaga pembelok dan untuk penambahan kecepatan sewaktu berada di angkasa tanpa bobot. Walau bagaimanapun konstruksi pesawat itu nantinya, kita serahkan kepada para sarjana, tetapi kita yakin nantinya akan terwujud sebagai pesawat kebal peluru dan tak memerlukan landasan tertentu karena dia dapat berdiri diam di angkasa dan yang lebih hebat lagi ialah bahwa pesawat itu tentunya water proof yang kalau perlu dia dapat langsung masuk lautan dan keluar lagi menurut semaunya.

No comments:

Post a Comment