Kebesaran Allah lewat Lebah
Saya dulu memiliki hobi menggambar. Namun, sepandai-pandai saya menggambar, ada hikmah besar pagi ini tentang itu. Saat saya menggambar segi enam tanpa penggaris dan pengukur skala, hasilnya selalu gagal: tidak teratur. Hal ini berbeda dengan lebah. Makhluk mungil yang tidak lebih dari 3 cm tersebut memiliki kecerdasan yang luar biasa. Sebuah seni mahaagung telah Allah SWT tampakkan lewat hikmah. Lebah yang lemah pun memiliki ilmu. Tapi, ia mendapatkannya lewat ilham. Ya, Allah SWT membekali ilmu pada lebah dengan ilham. Dan tidaklah Allah memberi hikmah ini kepada manusia, melainkan agar kita sebagai hamba-Nya selalu berpikir.
***
Lebah adalah hewan yang cerdas. Lebah membuat sarang dengan hitungan matematis yang sangat jitu, rumit tetapi begitu teliti. Ya, lebah hanyalah seekor binatang lemah. Sebab, lebah tentu tidak mempunyai kelebihan dari dirinya sendiri. Ada Allah yang Maha memberikan ilham kepada binatang seperti lebah. Sebagaimana yang Allah SWT firmankan dalam ayat 68 surat an-Nahl (lebah).
Selanjutnya, setelah lebah membuat rumahnya dengan begitu rapat hingga tidak ada kebocoran sedikit pun, kemudian Allah SWT mengilhamkan kepada lebah untuk memproduksi madu. Madu disimpan rapi dan baik di sarang yang telah dibuatnya.
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS an-Nahl:69).
Madu. Minuman cair yang sangat dikenal dalam sejarah manusia itu dihasilkan oleh lebah madu (Apis mellifera). Madu bisa kita konsumsi. Madu telah melalui berbagai kebesaran Allah SWT yang telah terlihat jelas dari proses lebah menghasilkan madu.
Allah SWT mengilhamkan kepada lebah agar mencari makanan dari buah-buahan dan bunga. Makanan baik yang menghasilkan madu yang baik pula untuk kebaikan banyak manusia. Bersama ilham itu, Allah SWT telah memudahkan jalan lebah dalam mencari makanan. Bunga dan buah yang dimakan lebah telah ALLAH SWT sediakan di alam ini.
Imam Ibnu Katsir mengungkapkan masalah ini, “Agar lebah itu berjalan di jalannya yang telah Allah SWT mudahkan. Hingga lebah bisa menjangkau alam luas ini baik di darat, lembah-lembah, dan gunung-gunung tinggi menjulang. Setelah itu, setiap lebah kembali ke rumahnya masing-masing tanpa berpaling ke kanan ataupun ke kiri. Ia langsung ke rumahnya dan hartanya di mana di dalamnya ada anak lebah dan madu. Ia muntahkan madu dari mulutnya dan ia keluarkan anak dari bagian belakangnya.” (Tafsir Ibnu Katsir 2/576).
Madu yang dikeluarkan lebah madu didapat dari nektar bunga dan tepung sari. Nektar adalah cairan manis yang terdapat pada bunga yang diserap lebah. Nektar merupakan bahan utama untuk madu. Nektar yang dibawa pulang oleh lebah diolah menjadi madu dalam sarangnya. Bunga yang biasanya untuk lebah madu adalah dari jenis tanaman randu, kopi,cengkeh, lengkeng, apel, dan lain-lain.
Sejak jutaan tahun yang lalu, lebah telah menghasilkan madu sepuluh kali lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Satu-satunya alasan mengapa binatang yang melakukan segala perhitungan secara terinci ini memproduksi madu secara berlebihan adalah agar manusia dapat memperoleh manfaat dari madu yang mengandung obat bagi manusia tersebut. Lagi-lagi, di sini tampak keagungan Allah SWT.
Untuk menghasilkan satu kilogram madu, sekitar seribu ekor lebah harus mendatangi kurang lebih lima juta bunga. Subhanallah. Sebuah kerja keras dalam konteks kebersamaan yang bukan kamuflase. Dan kitalah yang menikmati sekilo madu tersebut. Hasil kerja bersama makhluk kecil bernama lebah madu.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dari Abdullah bin Mas`ud dengan sanad jayyid (bagus), Rasulullah SAW bersabda, “Carilah oleh kalian dua obat: madu dan Alquran.”
Madu ternyata bukan saja manis rasanya, tetapi juga sangat bermanfaat untuk manusia. Allah SWT langsung menyebutkan bahwa pada madu terdapat obat sebagaimana ayat di atas. Obat yang tidak mempunyai efek samping sebagaimana obat-obat kimia. (Setiap 1.000 g madu bernilai 3.280 kalori. Nilai 1 kg madu sama dengan 50 butir telur atau 5.575 susu, atau 1.680 kg daging. Perlu diketahui pula bahwa madu tidak mengandung gula sama sekali)
Dari semua pemaparan tersebut, sungguh terasa sekali penutup ayat di atas., “Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berpikir.” (QS an-Nahl: 69). Maha suci yang telah memberikan ilham kepada binatang lemah hingga mampu berkarya besar.
***
Oleh: Eko Prasetyo
No comments:
Post a Comment