Friday, 23 December 2011

honesty


Kejujuran
Kejujuran, betapa langkanya kata ini! Mencari orang yang jujur saat ini hampir sama mustahilnya denganmencari jarum di dalam tumpukan jerami. Jujur bukanlah semata-mata tidak berkata dusta. Ketika Nabi bersabda : Qulil Haq Walau Kaana Murro “katakanlah kebenaran itu walupun pahit”, sebenarnya Nabi memerintahkan kita untuk berlaku jujur dengan lidah kita. Ketika Nabi bersabda, “andaikata Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya akan aku potong tangannya,” sesungguhnya Nabi mengajarkan kita untuk bertindak jujur dalam penegakkan hukum meskipun terhadap keluarga sendiri. Ketika Al-Qur’an merekam kalimat suci, “sampaikanlah amanat kepada yang berhak,” sesungguhnya Allah menyuruh kita bersikap jujur ketika memegang amanah, baik selaku dosen, pejabat, ataupun pengusaha. Sewaktu Allah menghancurkan harta si Karun karena Karun bersikukuh bahwa harta itu diraihnya karena kerja kerasnya semata, bukan karena anugerah Allah, sebenarnya Allah sedang memberi peringatan kepada kita bahwa itulah azab Allah terhadap mereka yang tidak berlaku jujur akan rahmat Allah.
Tengoklah diri kita sekarang….Masihkah tersedia kejujuran di dalam segala tindak tanduk kita? Ketika anda terima uang sogokan sebenarnya anda telah berlaku tidak jujur. Ketika anda enggan menolong rekan anda, meskipun anda sadar anda mampu menolongnya, saat itu anda telah menodai kejujuran.
Ketika di sebuah pengajian anda ditanya jama’ah sebuah pertanyaan yang sulit, dan anda tahu bahwa anda tak mampu menjawabnya, tapi anda jawab juga dengan “putar sana-sini”, maka anda telah melanggar sebuah kejujuran (orang kini menyebutnya “kejujuran ilmiah”).
Adakah orang jujur saat ini?
Bahkan Yudhistira yang dalam kisah Mahabharata terkenal jujur pun sempat berbohong dihadapan Resi Durna saat perang Bharata Yudha. Dewa dalam kisah tersebut menghukum Yudhistira dengan membenamkan roda keretanya ke dalam tanah beberapa senti. Anda boleh tak percaya cerita Mahabharata ini, tapi jangan bilang bahwa anda meragukan Allah mampu menghukum kita akibat ketidakjujuran kita dengan lebih dahsyat lagi. Kalau Dewa mampu menghukum Yudhistiraseperti itu, jangan-jangan Allah akan membenamkan seluruh yang kita banggakan ke dalam tanah hanya dalam kejapan mata saja.
Guru saya pernah bercerita ketika ada orang yg baru masuk Islam bertanya kepada Rasul bahwa ia belum mampu untuk mengikuti gerakan sholat dan kewajiban lainnya, konon, Rasul hanya memintanya untuk berlaku jujur. Ketika ada seorang warga negara Inggris yang masuk Islam, dan belum bisa sholat serta puasa, saya minta dia untuk berlaku jujur saja dahulu. Orang asing itu terperanjat. Boleh jadi dia kaget bahwa betapa Islam memandang tinggi nilai kejujuran. Kini, saya yang terperanjat dan terkaget-kaget menyaksikan perilaku kita semua yang sudah bisa sholat dan puasa namun tidak mampu berlaku jujur.
Duh Gusti….betapa jauh prilaku kami dari contoh yang diberikan Nabi-Mu…..

The story of Jahannam Hell

Kisah Neraka Jahannam
Dikisahkan dalam sebuah hadis bahwa sesungguhnya neraka Jahannam itu adalah hitam gelap, tidak ada cahaya dan tidak pula ia menyala. Dan memiliki 7 buah pintu dan pada setiap pintu itu terdapat 70,000 gunung, pada setiap gunung itu terdapat 70,000 lereng dari api dan pada setiap lereng itu terdapat 70,000 belahan tanah yang terdiri dari api, pada setiap belahannya pula terdapat 70,000 lembah dari api.
Dikisahkan dalam hadis tersebut bahwa pada setiap lembah itu terdapat 70,000 gudang dari api, dan pada setiap gudang itu pula terdapat 70,000 kamar dari api, pada setiap kamar itu pula terdapat 70,000 ular dan 70,000 kala, dan dikisahkan dalam hadis tersebut bahwa setiap kala itu mempunyai 70,000 ekor dan setiap ekor pula memiliki 70,000 ruas. Pada setiap ruas kala tersebut ianya mempunyai 70,000 qullah bisa.
Dalam hadis yang sama menerangkan bahwa pada hari kiamat nanti akan dibuka penutup neraka Jahannam, maka ketika pintu neraka Jahannam itu terbuka, akan keluarlah asap datang mengepung mereka di sebelah kiri, lalu datang pula sebuah kumpulan asap mengepung mereka di sebelah hadapan muka mereka, serta datang kumpulan asap mengepung di atas kepala dan di belakang mereka. Dan mereka (Jin dan Manusia) apabila meihat asap tersebut maka bergetarlah dan mereka berlutut dan memanggil-manggil, “Ya Tuhan kami, selamatkanlah.”
Diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah S.A.W telah bersabda : “Akan didatangkan pada hari kiamat itu neraka Jahannam, dan neraka Jahannam itu mempunyai 70,000 kendali, dan pada setiap kendali itu ditarik oleh 70,000 malaikat, dan berkenaan dengan malaikat penjaga neraka itu besarnya dijelaskan oleh Allah S.W.T dalam surah At-Tahrim ayat 6 yang artinya: “Sedang penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras.”
Setiap malaikat apa yang ada di antara pundaknya adalah jarak perjalanan setahun, dan setiap satu dari mereka itu mempunyai kekuatan yang mana kalau dia memukul gunung dengan pemukul yang ada padanya, maka nescaya akan hancur lebur gunung tersebut. Dan dengan sekali pukulan saja ia akan membenamkan 70,000 ke dalam neraka Jahannam.

Space Giant In Atom

Ruang Raksasa Dalam Atom 

atomUdara, air, gunung, binatang, tumbuhan, tubuh anda, kursi yang anda duduki, singkatnya segala yang anda saksikan, sentuh dan rasakan, dari yang paling berat hingga yang paling ringan tersusun atas atom-atom. Setiap halaman yang anda baca tersusun atas miyaran atom. Atom adalah partikel yang sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop yang paling hebat sekalipun. Diameter atom hanyalah berkisar seper satu juta milimeter.
Tidaklah mungkin bagi seseorang untuk melihat benda sekecil ini. Di bawah ini dipaparkan sebuah contoh untuk memahami dimensi atom:

Anggaplah bahwa anda memegang sebuah kunci di tangan. Sudah pasti, mustahil bagi anda untuk melihat atom-atom pada kunci tersebut. Jika anda bersikeras untuk melihat atom penyusun kunci tersebut, maka anda harus memperbesar kunci menjadi seukuran bumi. Jika anda telah berhasil melakukan pembesaran ini, maka atom-atom yang menyusun kunci tersebut akan terlihat berukuran sebesar buah cherry.

Di bawah ini satu lagi contoh agar kita dapat lebih memahami betapa kecilnya atom, dan bagaimana atom memenuhi segala tempat dan ruang yang ada.

Anggaplah kita ingin menghitung semua atom yang ada dalam sebutir garam dan anggaplah kita mampu menghitung satu milyar atom per detik. Kendatipun kita sangat terampil dalam berhitung, kita akan memerlukan lebih dari lima ratus tahun untuk menghitung jumlah keseluruhan atom yang menyusun sebutir garam yang sangat kecil ini. Subhanallaah… ini baru sebutir garam, bagaimana dengan jumlah atom yang menyusun alam semesta dan seisinya?

Kendatipun ukurannya yang teramat mungil, terdapat sebuah susunan yang sempurna, tanpa cacat, unik dan kompleks dalam atom tersebut yang kecanggihannya dapat disejajarkan dengan sistem yang kita lihat ada pada jagat raya.
Setiap atom tersusun atas sebuah inti dan sejumlah elektron yang bergerak mengikuti kulit orbital pada jarak yang sangat jauh dari inti. Di dalam inti terdapat partikel lain yang disebut proton dan netron.

Kekuatan Tersembunyi pada Inti
Inti atom terletak di bagian paling tengah dari atom dan terdiri dari proton dan netron dengan jumlah sesuai dengan sifat-sifat atom tersebut. Jari-jari inti atom berukuran sekitar seper sepuluh ribu jari-jari atom. Untuk menuliskannya dalam angka, jari-jari atom adalah 10-8 (0,00000001) cm, jari-jari inti adalah 10-12 (0,000000000001) cm. Jadi, volume inti atom adalah setara dengan seper sepuluh milyar volume atom.

Dikarenakan kita tidak dapat membayangkan benda sekecil ini, marilah kita ambil permisalan buah cherry di atas. Atom-atom akan terlihat sebesar buah cherry ketika kunci yang anda pegang diperbesar hingga mencapai ukuran bumi. Akan tetapi perbesaran ini masih sama sekali belum memungkinkan kita untuk melihat inti atom yang terlalu kecil untuk dilihat. Jika kita benar-benar ingin melihatnya maka kita harus meningkatkan perbesaran sekali lagi. Buah cherry yang mewakili ukuran atom harus diperbesar hingga menjadi sebuah bola raksasa dengan diameter dua ratus meter. Bahkan dengan perbesaran ini, inti atom tersebut berukuran tidak lebih dari sebutir debu yang teramat kecil.

Ketika kita bandingkan diameter inti atom yang berukuran 10-13 cm dan diameter atom itu sendiri, yakni 10-8 cm, maka yang kita dapatkan adalah sebagaimana berikut: jika kita asumsikan atom tersebut berbentuk bola, maka untuk mengisi bola tersebut hingga penuh, kita akan membutuhkan 1015 (1,000,000,000, 000,000) inti atom!

Ada lagi yang lebih mengherankan: kendatipun ukuran inti hanya seper sepuluh milyar ukuran atomnya, inti tersebut memiliki berat 99,95% dari keseluruhan berat atom. Dengan kata lain, hampir seluruh berat atom terpusatkan pada inti. Misalkan anda memiliki rumah dengan luas 10 milyar m2 dan anda harus meletakkan semua perabotan rumah tangga dalam kamar seluas 1 m2 di dalam rumah tersebut. Mampukah anda melakukan hal ini? Sudah pasti anda tidak mampu melakukannya. Akan tetapi inilah yang terjadi pada inti atom akibat sebuah gaya yang sangat kuat yang tidak ada duanya di alam ini. Gaya ini disebut “strong nuclear force (gaya inti kuat)”, satu di antara empat gaya fundamental yang ada di alam semesta yakni: 1. strong nuclear force (gaya inti kuat), 2. weak nuclear force (gaya inti lemah), 3. gravitational force (gaya grafitasi), dan 4. electromagnetic force (gaya elektromagnetik) .

Gaya inti kuat, yang merupakan gaya paling kuat yang ada di alam, mengikat inti atom sehingga stabil dan mencegahnya dari pecah berkeping-keping. Semua proton-proton pembentuk inti bermuatan positif dan, oleh karenanya, mereka saling tolak-menolak akibat gaya electromagnetik mereka yang sejenis. Akan tetapi, gaya inti kuat yang memiliki kekuatan 100 kali lebih besar dari gaya tolak-menolak proton ini menjadikan gaya electromagnetik tidak efektif. Hal inilah yang mampu menjadikan proton-proton pada inti terikat dan bergabung pada inti atom.

Singkat kata, terdapat dua gaya yang saling berinteraksi dalam sebuah atom yang amat kecil. Inti atom tersebut dapat terus-menerus berada dalam keadaan terikat dan stabil disebabkan karena gaya-gaya yang memiliki nilai yang akurat ini.
Ketika kita memperhatikan ukuran atom yang sangat kecil dan kemudian jumlah keseluruhan atom di jagat raya, sungguh tidak sepatutnya kita tidak mampu memahami adanya keseimbangan dan rancangan yang luar biasa pada alam ciptaan Allah ini. Sungguh jelas bahwa gaya-gaya fundamental di alam telah diciptakan Allah secara khusus dengan ilmu, hikmah dan kekuasaan yang maha besar.

Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran. QS. Al-An’aam, 6:80)

atom-with-electronsRuang Kosong pada Atom
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bagian terbesar dari sebuah atom terdiri dari ruang kosong. Mungkin kita bertanya-tanya dalam hati: “Mengapa mesti ada ruang kosong ini?” Marilah kita merenung sejenak. Secara sederhana, atom terdiri atas sebuah inti yang dikelilingi oleh elektron-elektron. Antara inti dan orbit elektron ini tidak dijumpai partikel atau benda kecil apapun. Jarak mikroskopis (yang padanya tidak dijumpai partikel apapun) ini ternyata sangat besar jika dilihat dari skala atom. Kita dapat memisalkan skala ini sebagaimana berikut: jika sebutir kelereng berdiameter 1 cm mewakili elektron yang terdekat dengan inti atom, maka inti atom tersebut berada pada jarak 1 km dari kelereng ini. Di bawah ini sebuah kutipan yang memberikan gambaran yang lebih jelas kepada kita tentang dimensi ruang kosong pada atom:

Terdapat ruang kosong besar [yang mengisi ruang] antara partikel-partikel dasar [penyusun atom]. Jika saya umpamakan proton dari inti atom oksigen sebagai kepala jarum yang tergeletak di atas meja di depan saya, maka elektron yang berputar mengelilinginya akan membuat orbit lingkaran yang melalui negeri Belanda, Jerman dan Spanyol (penulis kutipan ini hidup di Perancis). Oleh karenanya, jika semua atom yang menyusun tubuh saya saling mendekatkan diri satu sama lain, hingga semua atom ini saling bersentuhan, maka anda tidak akan mampu melihat saya lagi. Anda benar-benar tidak akan pernah dapat melihat saya dengan mata telanjang. [Tubuh] saya akan [menjadi] sekecil partikel debu berukuran seper sekian ribu milimeter.
(Jean Guitton, Dieu et La Science: Vers Le Métaréalisme, Paris: Grasset, 1991, hal. 62)

Sampai di sini, kita telah memahami bahwa terdapat kemiripan antara ruang kosong pada sistem paling kecil seperti atom dengan ruang kosong pada sistem paling besar seperti alam semesta. Ketika kita arahkan penglihatan kita pada bintang-bintang, akan kita lihat ruang hampa sebagaimana ada pada atom. Terdapat ruang hampa berjarak milyaran kilometer di antara berbagai bintang dan di antara galaksi-galaksi. Namun, di kedua macam ruang hampa ini, terdapat sebuah keteraturan yang luar biasa yang sulit dipahami akal manusia.

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. (QS. Al-Mulk, 67:3-4)

Very Cute Cat

Very Cute Cat | Wallpaper Nice | Background

Trio Cat

Trio Cat | Wallpaper Nice | Background

Magic Cat

Magic Cat | Wallpaper Nice | Background

Cat and Field

Cat and Field | Wallpaper Nice | Background

Nice Cat

Nice Cat | Wallpaper Nice | Background

Lazy Cat

Lazy Cat | Wallpaper Nice | Background

Sweety Cat

Sweety Cat | Wallpaper Nice | Background

Cat and Flower

Cat and Flower | Wallpaper Nice | Background

Paskah Island

Paskah Island | Wallpaper Nice | Background

Pyramid

Pyramid | Wallpaper Nice | Bacground

gates of hell

gates of hell | Wallpaper Nice | Background

Easter Stone

Easter Stone | Wallpaper Nice | Background

weird tree

Pohon Padang Pasir | Wallpaper Nice | Background

Monday, 19 December 2011

Patience Imam Al-Baqir

Kesabaran Imam Al-Baqir
Seorang Nasrani bermaksud mengejek-ejek Imam Muhammad bin Ali bin Husain yang digelari orang dengan panggilan “Al-Baqir” (yang luas pentahuannya). Orang Nasrani itu berkata kepadanya: “Engkau adalah baqar (lembu).” Maka Imam Baqir menjawab dengan penuh kelembutan: “Bukan, tetapi saya adalah Al-Baqir.”
Orang Nasrani tersebut tidak menghiraukan jawaban itu. Selanjutnya ia berkata: “Engkau adalah anak seorang tukang masak. Engkau adalah anak seorang wanita hitam yang mulutnya berbau busuk.” Al-Baqir menjawab: “Seandainya engkau benar, maka aku doakan semoga wanita itu diampuni oleh Allah, dan jika engkau bohong, maka aku doakan semoga Allah mengampunimu.”
Ternyata sikap lemah-lembut dan pemaaf yang dimiliki oleh Imam Muhammad bin Ali bin Husain itu telah menimbulkan rasa kagum pada diri orang Nasrani tersebut, sehingga akhirnya diapun bertaubat untuk tidak mengulangi lagi perangai buruknya itu dan menyatakan dirinya masuk ke dalam agama Islam.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a katanya: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda: Kekuatan itu tidak dibuktikan dengan kemenangan yang terus menerus
Tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika sedang marah. [Bukhari & Muslim]
Innallaha Ma’ashobirin:  Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
***
Oleh: Miftachul Arifin

Smart people

Orang Pintar
Oleh: Buletin Jum’at Al-Atsariyyah
Manusia zaman modern memang aneh, teknologi semakin maju, namun kepercayaan terkadang terbelakang. Mereka masih mempercayai para dukun untuk menentukan nasibnya. Tak terbatas pada orang awam dan primitif saja, namun juga artis pengusaha, pejabat, bahkan orang akademik yang setiap hari melahap ilmu pengetahuan pun ikut-ikutan. Padahal si dukun sendiri kehidupannya biasa-biasa saja. Anehnya si dukun sering disebut “Orang Pintar“. Dia memang orang pintar, tapi pintar membohongi orang. Inilah yang diistilahkan dengan “Pintar-pintar Bodoh
Dalam keseharian, banyak para gadis yang ingin mendapatkan jodoh datang meminta petuah dukun yang kebetulan “buka praktek”. Banyak pula yang justru ditipu oleh dukun, ada yang direnggut kegadisannya; harta bendanya diperas, bahkan ada yang dibunuh dengan dalih menyempurnakan ilmu sang dukun. Orang sakit parah, orang yang ingin cepat naik pangkat, cepat kaya, ingin mencelakakan orang atau ingin selamat dari gangguan orang lain, eh juga datang ke orang pintar ini. Seolah-olah orang yang disebut “orang pintar” alias dukun itu adalah orang yang serba bisa dan serba mampu mengatasi segala persoalan.
Seorang muslim dilarang keras untuk mendatangi para normal alias dukun sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam -,
“Barang siapa yang mendatangi peramal, kemudian menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak akan diterima shalatnya selama emapat puluh hari.” [HR. Muslim (2230)
Al-Imam Abu Zakariya An-Nawawiy -rahimahullah- berkata, "Adapun arrof (peramal), sungguh telah lewat penjelasannya, dan bahwa ia adalah termasuk golongan para dukun". [Lihat Al- Minhaj Syarh Shohih Muslim (14/227)]
Bahkan Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
Barang siapa yang mendatangi dukun atau arraf (peramal) lalu membenarkan apa yang ia katakan, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” [HR. Ahmad dalam Musnad-nya (2/429/no.9532), Al-Hakim dalam  Al-Mustadrok (1/8/no.15), Al Baihaqi (7/198/no.16274), dan di-shahih-kan oleh Syaikh Al Albaniy dalam Shohih At-Targhib (3047)
Maksudnya, ia telah mengingkari ayat yang diturunkan kepada Muhammad -Shollallahu 'alaihi wasallam- berikut ini,
"Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan." (QS. An-Naml: 65) [Lihat Al-Qaul Al- Mufid (hal.33), cet. Darul Aqidah].
Hadits ini menunjukkan kafirnya orang yang membenarkan para dukun dan peramal, jika ia meyakini bahwa dukun atau peramal mengetahui perkara ghaib. Adapun hadits yang sebelumnya, menunjukkan tidak kafirnya orang yang membenarkan dukun atau peramal, jika ia tidak meyakini demikian, tapi ia meyakini bahwa itu adalah berita dari jin yang dicuri dengar dari malaikat. Perlu diketahui bahwa sekalipun ia tak kafir, namun membenarkan dukun adalah dosa besar yang menyebabkan pahala sholat tertolak !!
Abdur Ra’uf Al-Munawiy -rahimahullah- berkata, “Hadits ini dengan hadits yang sebelumnya tak ada kontradiksi, karena maksudnya, orang yang membenarkan dukun jika ia meyakini bahwa si dukun mengetahui perkara ghaib, maka ia kafir; jika ia meyakini bahwa jin membisikkan kepada si dukun sesuatu yang ia curi dengar dari malaikat, dan bahwa hal itu melalui wangsit (dari jin), lalu ia (orang yang datang ke dukun) membenarkan dukun dari cara seperti ini, maka ia tak kafir.” [Lihat Faidhul Qodir (6/23/no.10883)]
Sebagian besar masyarakat kita yang tidak berpegang teguh kepada aqidah islam yang benar, selalu menjadikan “orang pintar” alias para normal dan dukun sebagai tempat bertanya, mengadu, tempat mencurahkan segala keluh kesah, dan tempat bersandar. Fenomena ini nampak jelas, saat pemilu, pertandingan sepak bola, pembangunan rumah dan gedung bertingkat, saat turunnya bala’, pernikahan, kehamilan, baca-baca (kenduren) dan sebagainya. Bahkan ketika Orde Baru digulirkan dan reformasi ditegakkan, para dukun atau para normal naik daun. Muncullah sejumlah ramalan tentang masa depan bangsa dan negara dikemukakan. Media masa dan televisi pun menjadikan mereka sebagai pengamat politik dan ekonomi. Mereka lebih mempercayai ucapannya para dukun dari pada ucapan Allah dan Rasul-Nya. Padahal tidak ada satu pun ucapan yang dilontarkan oleh sang dukun, kecuali ia campurkan dengan seratus kebohongan. Masih segar dalam benak kita peristiwa meluapnya lumpur panas dan ganas Lapindo sehingga memaksa masyarakat berkerut dahi sampai mereka melibatkan dukun dan para normal yang tidak mendatangkan hasil. Ini adalah musibah dan kejahilan !! La haula walaa quwwata illa billah.
Para dukun dan para normal tidaklah mengabarkan perkara ghaib, kecuali ia akan berdusta. Jika ia benar -tapi ini jarang-, maka mungkin itu hanya kebetulan atau mendapatkan wangsit dari jin yang dicuri dari para malaikat.
A’isyah -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
Orang-orang bertanya kepada Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- tentang dukun (para normal). Beliau bersabda, “Mereka tidak ada apa-apanya.” Para sahabat bertanya,”Wahai Rasulullah, mereka terkadang mengucapkan sesuatu yang kemudian betul-betul terjadi? Beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam- menjawab, “Itu adalah kata-kata yang benar, dicuri oleh jin (dari langit), lalu dibisikkan kepada wali-walinya (para dukun), lalu para dukun itu memcampurkannya dengan seratus kebohongan.” [HR. Al Bukhariy dalam Shohih-nya (5762), Muslim (2228)].
Al-Imam Abu Sulaiman Al-Khoththobiy -rahimahullah- berkata, “Para dukun itu sebagaimana yang diketahui berdasarkan fakta eksperimen adalah kaum yang memiliki perasaan yang peka, hati yang buruk, dan tabiat yang panas. Mereka selalu meminta bantuan kepada jin dalam segala urusannya, dan bertanya kepada jin tentang kejadian-kejadian. Lalu jin pun membisikkan wangsit-wangsit kepada si dukun.” [Lihat Fath Al-Bari (10/219), cet. Darul Ma'rifah]
Trik-trik kalimat yang sering mereka gunakan seperti: “inikan hanya ikhtiar, yang menentukan kan Tuhan.” Trik-trik itu sangat “jitu” dan sangat “efektif” untuk menipu orang-orang awam muslim yang jahil (bodoh). Cukuplah bukti-bukti yang terjadi di sekitar kita menjadi pelajaran yang berharga. Berapa banyak wanita-wanita yang dicabuli, berapa banyak orang yang dikuras hartanya, berapa banyak orang yang sakit, justru bertambah parah setelah mendatangi dukun tersebut?
Dengan fakta seperti ini, masihkah kita mau mendatangi dan mempercayai para dukun? Padahal kebutuhan dirinya sendiri saja tidak dapat dia penuhi, apalagi kebutuhan orang lain. Andaikata mereka (para dukun itu) mengetahui hal-hal yang ghaib, niscaya mereka akan mengambil harta yang tersimpan di dalam perut bumi ini, sehingga mereka tidak lagi menjadi orang fakir yang kerjanya meminta-minta dan mengelabui orang lain, karena hanya sekedar mencari sesuap nasi dengan cara yang batil.
Namun kini paradukun sudah ganti wajah. Mereka tidak mau lagi disebut ” dukun”. Padahal mereka tetap melakukan perdukunan, namun bersembunyi di balik sorban atau jubah mereka. Maka bertebaranlah dukun-dukun yang berkedok sebagai “kiyai” atau “ustadz”, dan “orang pintar” sehingga muncullah istilah “dukun islami”. Sungguh mereka adalah racun di dalam Islam. Mereka mengelabui kaum muslimin dengan lahiriah mereka, sehingga masyarakat menyangka hal itu termasuk bagian dari syariat islam. Padahal Islam sangat jauh dari hal tersebut.
Bagaimana mungkin kita mempercayai orang-orang seperti ini; dia mengaku mengetahui perkara ghaib dan mampu menolak bala, padahal orang yang paling mulia di muka bumi ini, sekaligus Rasul yang paling mulia tidak mengetahui perkara tersebut. Apakah mereka (para dukun) lebih baik daripada Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-? Allah -Ta’ala- memerintahkan Rasul-Nya untuk menyatakan kepada ummatnya,
“Katakanlah, “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al A’raf: 188)
Ahli Tafsir Negeri Syam, Al-Imam Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy -rahimahullah- berkata, “Allah -Ta’ala- memerintahkan Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- untuk mengembalikan segala urusan kepada-Nya, dan mengabarkan tentang dirinya bahwa ia (Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-) tidaklah mengetahui perkara ghaib di masa akan datang. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tidaklah mengetahui sedikitpun diantara hal ghaib itu, selain perkara yang Allah singkapkan baginya.” [Lihat Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim(2/363)]
Allah -Ta’ala- telah menyatakan bahwa tidak semua para rasul Allah perlihatkan kepadanya perkara ghaib, tapi Allah memilih sebagian rasul-rasul yang diridhoi-Nya saja. Allah -Tabaraka wa Ta’ala- berfirman,
“(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (QS. Al Jin: 26-27)
Jadi para dukun yang mengaku mengetahui perkara ghaib telah bersikap lancang terhadap Allah Yang Maha Mengetahui Perkara Ghaib. Hanyalah Allah yang mengetahui perkara ghaib. Tak ada makhluk yang mengetahui perkara ghaib, baik ia malaikat ataupun nabi, apalagi selain keduanya. Kalaupun ada nabi atau malaikat yang tahu perkara ghaib, maka itu hanyalah setitik diantara perkara ghaib yang Allah wahyukan kepada mereka. Jadi, pada asalnya mereka tak tahu perkara ghaib!! Nah, tentunya paranormal dan dukun lebih tidak mungkin lagi mengetahui perkara ghaib. Fa’tabiruu ya ulil albab…
Kami menasihatkan kepada kaum muslimin agar jangan mau tertipu oleh para dukun. Tuntutlah ilmu syar’i dan kokohkanlah aqidah kalian, karena sebab utama tersesatnya seseorang dan tertipunya dengan para dukun, karena tauhid kita kepada Allah -Ta’ala- masih belum benar, belum mantap atau belum ada sama sekali!!
Ingatlah! Allah -Azza wa Jalla- telah memperingatkan kita dalam ayat-ayat di atas dan hadits-hadits nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- agar kita jangan mendatangi dukun.
Namun jika kita tetap melanggarnya maka bacalah firman Allah -Ta’ala-,
“Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.. Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, Mengapa Engkau menghimpunkan Aku dalam keadaan buta, padahal Aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman: “Demikianlah, Telah datang kepadamu ayat-ayat kami, Maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari Ini kamupun dilupakan.” (QS. Thohaa: 123-126).
Demikianlah tulisan ini kami tulis sebagai bentuk kepedulian kami terhadap ummat Islam di Indonesia Raya, karena melihat maraknya perdukunan, ramalan, dan paranormal dekade terakhir ini. Mudah-mudahan risalah ini bisa menyadarkan ummat.
***
Sumber: Buletin Jum’at Al-Atsariyyah

Prayer and Advice for Getting Kids

Doa dan Nasehat untuk Mendapat Anak
Mungkin ada di antara kita yang belum mendapat anak meski sudah bertahun-tahun menikah dan usia sudah menjelang tua. Nabi Zakaria dan istrinya juga begitu. Mereka belum juga punya anak meski sudah lama menikah dan usia menjelang uzur.
Namun Nabi Zakaria berdo’a sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur’an, surat Ali ‘Imran ayat 38:
“Di sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa” [Ali ‘Imran:38]
Transliterasi doanya sebagai berikut: “Robbi hablii milladunka dzurriyyatan thoyyibah. Innaka sami’ud du’aaa’”
Tak lama setelah Nabi Zakaria mengucapkan doa tersebut, Allah mengabulkan doanya dengan memberi seorang anak:
“Kemudian Malaikat Jibril memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab. Katanya: “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran seorang putera yang bernama Yahya, yang membenarkan kalimat yang datang dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri dari hawa nafsu dan seorang Nabi dari orang-orang yang saleh.” [Ali ‘Imran:39]
Zakaria sampai merasa heran karena dia sudah sangat tua sedang istrinya mandul:
Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?.” Berfirman Allah: “Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” [Ali ‘Imran:40]
Tentu saja selain berdoa kita wajib berusaha. Saya dulu sempat khawatir juga ketika setelah baligh waktu di SMP menderita penyakit gondongan. Saya sempat membaca (entah benar atau tidak) kalau menderita penyakit itu setelah balligh bisa mandul. Namun alhamdulillah ternyata Allah mengkaruniai anak.
Beberapa nasehat yang dapat saya berikan (percaya atau tidak) adalah jika anda atau pasangan anda merokok, coba dihentikan. Selain di bungkus rokok disebut rokok bisa mengakibatkan impotensi dan gangguan janin, beberapa orang yang saya lihat tidak mendapat anak memang merupakan perokok yang kuat. Memang ada juga perokok kuat yang punya banyak anak, tapi daya tahan seseorang terhadap pengaruh rokok kan berbeda-beda.
Kemudian coba minum madu 2 sendok makan setiap pagi dan malam. Usahakan madu asli seperti Madu Pramuka (sebab banyak “Madu” yang palsu dari gula jawa). Ciri-ciri madu asli, semut kurang begitu suka, kemudian jika dibuka terutama setelah dikocok (sebaiknya jangan dikocok) dia akan berbunyi “ploh” seperti ada gas di dalamnya. Terkadang bahkan meluap keluar.
Sebagaimana firman Allah, madu itu adalah obat yang dapat menyembuhkan termasuk penyakit mandul anda:
…Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia…” [An Nahl:69]
Lalu coba lari pagi agar otot anda lebih kuat, nafas lebih panjang, dan lebih bugar. Coba anda dan pasangan anda jika bekerja mengambil cuti, terutama pada masa-masa subur (minggu pertama setelah haid usai) sehingga tidak mengalami kelelahan akibat bekerja.
Maaf jika agak sedikit vulgar, namun sebagai nasehat ini cukup penting. Usahakan posisi “sedalam-dalamnya.” Saya tidak akan menguraikan terlalu jauh. Kalau anda belum mengerti, coba tanya ke orang-orang terdekat anda (muhrim) yang lebih mengerti.
Usahakan sperma bisa mengalir ke dalam dan bertemu ovum dengan mengatur posisi tubuh wanita misalnya mengganjal dubur dengan bantal (dada lebih rendah dari dubur). Biasanya setelah sholat Subuh merupakan waktu terbaik di mana kondisi anda benar-benar masih segar.
Anda harus berusaha setiap hari. Jika perlu sehari 2 sampai 4 kali.
Kemudian jika ingin mengatur apakah kita ingin anak lelaki atau perempuan, mungkin kita bisa lakukan sebagai berikut. Memang Allah SWT yang Maha menentukan. Tapi tidak ada salahnya kita sebagai manusia berusaha.
Dari berbagai artikel yang saya baca, jika kita sering makan telur, maka anak yang dilahirkan kemungkinan besar perempuan. Dan memang ketika saya mendapat anak perempuan, sebelumnya saya makan telur hampir tiap hari (saya tidak tahu kenapa).
Kemudian jika ingin anak laki-laki, perbanyak makan ikan dan yang asin-asin (tapi jangan berlebihan agar anda tidak darah tinggi). Ketika ingin mendapat anak laki-laki memang sengaja saya minta istri saya untuk sering memasak ikan. Dan di kantor juga saya memilih ikan sebagai menu makan siang. Alhamdulillah Allah mengkaruniakan saya anak laki-laki sehingga anak saya jadi sepasang.
Kalau menurut teorinya sih, telur memperkuat sel sperma yang menentukan jenis kelamin perempuan, sedang ikan memperkuat sel sperma untuk laki-laki. Mengenai kebenarannya wallahu a’lam bish showab. Namun itulah yang saya lakukan dan saya alami.
Jika seandainya semua usaha itu belum membuahkan hasil juga, anda bisa mengasuh anak yatim. Tidak perlu jauh-jauh, mungkin keponakan anda sendiri atau saudara yang lainnya. Jika tidak ada, baru anak yatim yang tidak ada hubungan keluarga dengan anda.
Pahala mengasuh anak yatim sangat besar seperti digambarkan hadits-hadits di bawah ini:
Nabi Muhammad SAW berkata: Aku dan pengasuh anak yatim (kelak) di surga seperti dua jari ini.” (HR. Bukhari). Penjelasan: (Rasulullah Saw. menunjuk jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya).
Rasulullah SAW berkata: Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan menyayangi anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta kelemahannya, dan tidak bersikap angkuh dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya terhadap tetangganya. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menerima sedekah seorang yang mempunyai kerabat keluarga yang membutuhkan santunannya sedang sedekah itu diberikan kepada orang lain. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, ketahuilah, Allah tidak akan memandangnya (memperhatikannya) kelak pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani)
Semoga informasi ini bermanfaat.

An Email About House of God

Sebuah Email Tentang Rumah Tuhan
Oleh : Sabrul Jamil
Sebuah e-mail tiba di PC saya. Isinya tentang pengalaman seorang pekerja asing. Ceritanya, pekerja asing itu tiba untuk pertama kalinya di salah satu perkantoran megah di kawasan Jakarta. Usai memarkirkan mobilnya di basement, ia melihat sekelompok orang, laki dan perempuan, tengah melakukan suatu kegiatan yang aneh di matanya, di salah satu ruangan di basement tersebut. Ruang tersebut kecil dan pengap, dengan tembok rendah mengelilinginya.
Sesampainya di atas, orang asing ini bertanya tentang apa yang dilihatnya barusan. Orang Indonesia yang kebetulan muslim menjelaskan bahwa orang-orang di basement tersebut sedang sholat, menyembah Allah, Tuhan umat Islam. Sholat adalah kewajiban yang dilaksanakan sehari lima kali. Dengan takjub orang asing itu menjawab, betapa rendahnya apresiasi umat Islam terhadap Tuhan mereka.
Jika terhadap ia yang cuma manusia bisa disediakan tempat kerja yang lapang dan nyaman, mengapa untuk Tuhan mereka hanya tersisa sebuah ruangan pengap di basement?
Pembaca, tidakkah keheranan orang asing itu menjadi keheranan kita juga?
Suatu sore, di salah satu gedung tinggi di kawasan matraman. Setelah menyelesaikan suatu urusan, saya bertanya ke salah satu karyawan di gedung megah tersebut letak musholla. Sudah lewat pukul empat sore. Karyawan tadi, penuh semangat, menunjukkan letak musholla. Dengan berterima kasih, saya bergegas mengikuti arah yang ditunjukkan. Saya melewati areal parkir yang pengap, suatu kantor yang saya perkirakan markas satpam (banyak satpam yang duduk-duduk di depan kantor tersebut, dengan uniform berantakan), dan sampailah saya ke gedung mungil, dengan tulisan kusam tertempel di salah satu temboknya: MUSHOLLA.
Musholla ini terletak persis di belakang gedung tinggi yang baru saja saya tinggalkan. Ukurannya tak lebih besar dari ruang tamu rumah saya. Temboknya setengah terbuka, dan dimanfaatkan untuk meletakkan sajadah-sajadah, dan… Helm!
Di ruang yang sempit itu ada seseorang yang tertidur pulas. Tempat wudhu terletak tak jauh dari situ. Ada dua kran. Akhirnya, di naungi suasana pengap dan beraroma kurang sedap, saya menunaikan kewajiban saya kepada Rabb Penguasa Jagat. Ada rasa malu yang tak terkatakan, hanya sebegini apresiasi saya kepada Mu, ya Allah.
Saya pulang, meliuk-liuk melewati kemacetan pinggiran kota, dengan setumpuk pikiran di kepala. Sudah berapa kali saya dapatkan, sebuah gedung perkantoran megah, dengan tempat sholat yang mirip dengan gudang?
Karena tuntutan pekerjaan, saya sering keluar masuk kampus dan perkantoran. Dan situasi seperti ini sudah seperti typical: gedung megah, tinggi, dengan lobby dan ruang kerja yang nyaman, namun tak menyisakan satu ruangan pun untuk sholat, suatu ibadah yang nabi katakan sebagai tiang agama. Sebagai gantinya, pihak perkantoran menyediakan tempat sholat di basement, di sela-sela parkir kendaraan. Atau sebaliknya, tempat sholat sering diletakkan di bagian tertinggi gedung, seperti di kantor saya. Ini masih lumayan, karena tempatnya terbuka, sehingga angin dan debu jalan leluasa menerobos. Setidaknya, sholat tidak dilakukan dalam keadaan pengap.
Tentu ada juga gedung-gedung perkantoran yang menyiapkan tempat sholat yang memadai, meski tidak harus mewah. Gedungnya terawat. Sajadah dan mukena secara teratur dibersihkan. Majalah dindingnya secara berkala diupdate.
Pembaca yang baik, sholat adalah sejenis ibadah yang menuntut konsentrasi tinggi. Konsentrasi ini adalah awal kekhusyuan. Dengan khusyu’-lah kualitas sholat diperoleh.
Nah, konsentrasi tentunya memerlukan daya dukung lingkungan. Lingkungan yang bising, pengap, beraroma kurang sedap, secara sunnatullah, akan mengurangi konsentrasi. Rasulullah pernah menolak sajadah yang bergambar, karena khawatir akan mengganggu konsentrasi beliau. Beliau juga memerintahkan imam untuk menyegerakan sholat apabila terdengar suara anak menangis, karena khawatir si ibu akan merasa resah dalam sholatnya. Selain itu, beliau juga secara optimal membersihkan diri. Salah satu sunnah beliau sebelum sholat adalah bersiwak (menggosok gigi), dan memakai harum-haruman.
Dari situ kita simpulkan, salah satu syarat khusyu’ diperoleh dari situasi dan kondisi ketika sholat. Dilakukan. Terlalu arogan kalau kita menganggap situasi dan kondisi tidak mempengaruhi kekhusyuan sholat kita.
Bagaimana sholat yang dilakukan di tempat-tempat seperti yang saya gambarkan di awal tulisan ini? Saya khawatir pelaksanaan sholat tersebut hanya sekedar untuk menggugurkan kewajiban.
Sesungguhnya, yang bertanggung jawab memakmurkan masjid adalah seluruh orang beriman yang berada di wilayah masjid tersebut. Bagaimana cara mewujudkan tanggung jawab tersebut?
Mungkin, yang pertama kali harus dibangun adalah kesadaran. Kesadaran diperoleh setelah adanya informasi, bahwa Masjid bukanlah sekedar bangunan pelengkap.
Siapa yang harus memulai?
Setidaknya, Anda, setelah membaca tulisan ini, mulai menyusun gagasan praktis, apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki situasi di tempat Anda (kecuali kalau Masjid di tempat Anda sudah representatif untuk beribadah). Jadikan ini sebagai peluang amal. Siapa tahu dapat menjadi jalan lain bagi kita untuk bertemu dengan senyumNya.
***
Sumber: (eramuslim) Sabruljamil.Multiply.Com

Reject the Law of God?

Menolak Hukum Allah?
Dahulu di kota Madinah ada dua orang bersengketa, satu Muslim dan yang lain Yahudi. Mereka ingin penyelesaian. Yang Muslim menghendaki agar mereka berdua datang ke Ka’ab bin Al Asyraf, salah seorang pemimpin Yahudi di Madinah. Yang Yahudi justru mengajak yang muslim agar mereka menyelesaikan masalah di hadapan Nabi Muhamamd SAW. Akhirnya disepakati mereka berdua minta penyelesaian kepada baginda Rasulullah SAW. Lalu Rasulullah SAW memutuskan perkara mereka berdua. Tampaknya sang Yahudi menang dalam perkara tersebut. Maka yang Muslim merasa hal itu kurang adil. Dia tidak bisa menerima keputusan Rasulullah SAW.
Lalu yang Muslim mengajak Yahudi itu kepada Abu Bakar. Setelah mereka selesai menyampaikan masalahnya, Abu Bakar berkata: “Ikutilah apa yang telah diputuskan oleh Baginda Rasulullah SAW”.
Si Muslim tidak bisa menerimanya. Lalu mengajak yang Yahudi untuk menemui Umar bin Khaththab. Setelah mendengar penuturan lengkap tentang permasalahan kedua orang itu, Umar masuk ke kamarnya dan segera keluar lagi dengan membawa sebilah pedang. Umar memukulkan pedangnya ke leher si Muslim itu hingga dia menemui ajalnya. Sikap Umar bin Khaththab yang tegas ini mengingatkan kita bahwa dalam perspektif aqidah memang tidak layak bagi seorang muslim untuk menolak keputusan Rasululullah SAW. dan mengambil alternatif yang lain. Allah SWT berfirman:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab 36).
Dan sikap keras dan tegas Umar bin Khaththab dalam hal ini dibenarkan oleh Allah SWT. Setelah peristiwa itu turunlah firman Allah SWT:
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuh-nya.” (QS. An Nisa 65).
Memang akan menjadi persoalan besar jika tidak ada sikap yang tegas kepada orang yang menolak keputusan Allah dan Rasul-Nya. Sebab hal itu akan menjadikan hukum syara’ disia-siakan. Pantaslah Khalifah Abu Bakar as Shiddiq yang sangat terkenal kehalusan budi bahasanya ternyata bersikap tegas dalam menghadapi pembangkangan dari kalangan orang-orang yang murtad dan tidak mau membayar zakat. Khalifah tidak bisa menerima orang yang menyatakan loyal kepada pemerintahannya, tetap setia menjalankan shalat, tapi menolak membayar zakat. Shalat lima waktu hukumnya wajib, zakat pun hukumnya wajib. Tidak boleh dibedakan. Maka dengan tegas Khalifah mengatakan: “Kalau sekiranya mereka menolak membayar anak unta (zakat) yang mereka bayarkan kepada Rasulullah. SAW., pasti aku akan memerangi mereka”.
Harus dipahami bahwa sikap menolak keputusan Rasulullah SAW. adalah sikap yang berlawanan dengan aqidah Islam yang diakui seorang muslim. Seorang muslim sudah selayaknya menerima segala keputusan Rasulullah SAW. yang mengadili perkara mereka dengan sikap berserah diri secara total, tanpa reserve. Dalam firman Allah SWT Surat An Nisa ayat 65 tersebut, satu penolakan saja bisa menggugurkan keimanannya dan dikategorikan sebagai tidak beriman, alias murtad. Dan murtad itu hukumannya adalah mati.
Bila satu hukum dibiarkan tersia-siakan, maka hukum-hukum syariah yang lain akan mengalami nasib serupa. Berarti akan hancurlah hukum syariah. Oleh karena itu, sikap yang ditampilkan Umar bin Khaththab r.a. dan Khalifah Abu Bakar r.a. yang tegas terhadap orang-orang yang menolak syariah adalah sikap kenegarawanan yang memiliki pandangan yang sangat jauh ke depan.
Di manapun kegoncangan terhadap sistem akan selalu ada. Masalahnya apakah sebuah sistem punya mekanisme untuk mengatasinya. Islam sebagai dinullah yang memiliki sistem ideologi yang sempurna memiliki system dan mekanisme untuk menjaga aqidah dan ideologi pemeluknya. Arahan Al Quran tentang bahayanya murtad dan perlunya orang menjaga keislaman dan ketaqwaan sampai akhir hayat dipadu dengan mekanisme hukum untuk orang-orang yang murtad.
Sehingga bila ada yang melakukan tindakan berbahaya, yaitu murtad, maka yang bersangkutan akan diajak diskusi hingga terbukti bahwa dia murtad, lalu diperingatkan bahayanya murtad yang bakal menghapus seluruh amal (QS. Al Baqarah 217). Dan diberi tempo tiga hari. Jika dia kembali maka dimaafkan dan kembali normal. Namun jika menolak, yang bersangkutan dihukum mati. Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah”.
Jika menolak satu saja keputusan hukum yang disampaikan baginda Rasulullah SAW sudah tergolong murtad dan layak mendapatkan hukuman mati, bagaimana pula dengan orang-orang yang secara total menolak syariah?
Wallahu a’lam!
***
[Muhammad Al Khaththath/www.suara-islam.com]

Greatness of God by Bees

Kebesaran Allah lewat Lebah
Saya dulu memiliki hobi menggambar.  Namun, sepandai-pandai saya menggambar, ada hikmah besar pagi ini tentang itu. Saat saya menggambar segi enam tanpa penggaris dan pengukur skala, hasilnya selalu gagal: tidak teratur. Hal ini berbeda dengan lebah. Makhluk mungil yang tidak lebih dari 3 cm tersebut memiliki kecerdasan yang luar biasa. Sebuah seni mahaagung telah Allah SWT tampakkan lewat hikmah. Lebah yang lemah pun memiliki ilmu. Tapi, ia mendapatkannya lewat ilham. Ya, Allah SWT membekali ilmu pada lebah dengan ilham. Dan tidaklah Allah memberi hikmah ini kepada manusia, melainkan agar kita sebagai hamba-Nya selalu berpikir.
***
Lebah adalah hewan yang cerdas. Lebah membuat sarang dengan hitungan matematis yang sangat jitu, rumit tetapi begitu teliti. Ya, lebah hanyalah seekor binatang lemah. Sebab, lebah tentu tidak mempunyai kelebihan dari dirinya sendiri. Ada Allah yang Maha memberikan ilham kepada binatang seperti lebah. Sebagaimana yang Allah SWT firmankan dalam ayat 68 surat an-Nahl (lebah).
Selanjutnya, setelah lebah membuat rumahnya dengan begitu rapat hingga tidak ada kebocoran sedikit pun, kemudian Allah SWT mengilhamkan kepada lebah untuk memproduksi madu. Madu disimpan rapi dan baik di sarang yang telah dibuatnya.
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS an-Nahl:69).
Madu. Minuman cair yang sangat dikenal dalam sejarah manusia itu dihasilkan oleh lebah madu (Apis mellifera). Madu bisa kita konsumsi. Madu telah melalui berbagai kebesaran Allah SWT yang telah terlihat jelas dari proses lebah menghasilkan madu.
Allah SWT mengilhamkan kepada lebah agar mencari makanan dari buah-buahan dan bunga. Makanan baik yang menghasilkan madu yang baik pula untuk kebaikan banyak manusia. Bersama ilham itu, Allah SWT telah memudahkan jalan lebah dalam mencari makanan. Bunga dan buah yang dimakan lebah telah ALLAH SWT sediakan di alam ini.
Imam Ibnu Katsir mengungkapkan masalah ini, “Agar lebah itu berjalan di jalannya yang telah Allah SWT mudahkan. Hingga lebah bisa menjangkau alam luas ini baik di darat, lembah-lembah, dan gunung-gunung tinggi menjulang. Setelah itu, setiap lebah kembali ke rumahnya masing-masing tanpa berpaling ke kanan ataupun ke kiri. Ia langsung ke rumahnya dan hartanya di mana di dalamnya ada anak lebah dan madu. Ia muntahkan madu dari mulutnya dan ia keluarkan anak dari bagian belakangnya.” (Tafsir Ibnu Katsir 2/576).
Madu yang dikeluarkan lebah madu didapat dari nektar bunga dan tepung sari. Nektar adalah cairan manis yang terdapat pada bunga yang diserap lebah. Nektar merupakan bahan utama untuk madu. Nektar yang dibawa pulang oleh lebah diolah menjadi madu dalam sarangnya. Bunga yang biasanya untuk lebah madu adalah dari jenis tanaman randu, kopi,cengkeh, lengkeng, apel, dan lain-lain.
Sejak jutaan tahun yang lalu, lebah telah menghasilkan madu sepuluh kali lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Satu-satunya alasan mengapa binatang yang melakukan segala perhitungan secara terinci ini memproduksi madu secara berlebihan adalah agar manusia dapat memperoleh manfaat dari madu yang mengandung obat bagi manusia tersebut. Lagi-lagi, di sini tampak keagungan Allah SWT.
Untuk menghasilkan satu kilogram madu, sekitar seribu ekor lebah harus mendatangi kurang lebih lima juta bunga. Subhanallah. Sebuah kerja keras dalam konteks kebersamaan yang bukan kamuflase. Dan kitalah yang menikmati sekilo madu tersebut. Hasil kerja bersama makhluk kecil bernama lebah madu.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dari Abdullah bin Mas`ud dengan sanad jayyid (bagus), Rasulullah SAW bersabda, “Carilah oleh kalian dua obat: madu dan Alquran.”
Madu ternyata bukan saja manis rasanya, tetapi juga sangat bermanfaat untuk manusia. Allah SWT langsung menyebutkan bahwa pada madu terdapat obat sebagaimana ayat di atas. Obat yang tidak mempunyai efek samping sebagaimana obat-obat kimia. (Setiap 1.000 g madu bernilai 3.280 kalori. Nilai 1 kg madu sama dengan 50 butir telur atau 5.575 susu, atau 1.680 kg daging. Perlu diketahui pula bahwa madu tidak mengandung gula sama sekali)
Dari semua pemaparan tersebut, sungguh terasa sekali penutup ayat di atas., “Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berpikir.” (QS an-Nahl: 69). Maha suci yang telah memberikan ilham kepada binatang lemah hingga mampu berkarya besar.
***
Oleh: Eko Prasetyo

Does the Qur'an not sequential?

Apakah Al-Qur’an tidak berurutan?
Orang-orang Kristen sering bertanya kepada umat Islam dalam berbagai kesempatan,baik orang per orang, dalam diskusi terbuka, di Internet maupun dalam buku-buku yang menghujat Islam.
Dalam diskusi kami di Arimatea Pusat di Bambu Apus dengan orang-orangsekolah Theologi Kristen, mereka bertanya mengapa al-Qur’an susunannyatidak beraturan, atau dalam bentuk pertanyaan lain yang lebih halus :
Kami ingin mengetahui, berdasarkan apakah al-Qur’an disusun, karena kalau kami amati, surat pertama dalam al-Qur’an adalah surat al-fatihah yang termasuk surat pendek, kemudian disusul surat al-Baqarah yang cukup panjang, tetapi surat terakhir justru surat yang masuk dalam katagori surat yang sangat pendek. Jadi menurut pendapat kami al-Qur’an tidaklah disusun berdasarkan panjang pendeknya surat, dan menurut pengamatan kami, al-Qur’an tidak pula disusun berdasarkan urutan turunnya surat, karena surat al-Fatihah bukanlah surat yang pertama kali turun tetapi ditempatkan pada urutan pertama, dan surat yang pertama kali turun justru ditempatkan pada akhir-akhir al-Qur’an. Mohon dijelaskan atas dasar apakah penyusunan al-Qur’an itu?
Pertanyaan seperti itu memang sangat wajar dilontarkan oleh orang-orang Kristen, karena memang kitab mereka disusun berurutan sama persisdengan kitab sejarah yang disusun berdasarkan urutan waktu.
Kalau kita tengok kitab orang Kristen, pasal pertama adalah tentangsilsilah Yesus, kemudian disusul tentang kelahiran Yesus, kemudian pembaptisan Yesus, dakwah Yesus, pengejaran Yesus dan akhirnya tentang terangkatnya Yesus ke langit, hampir sama dengan kitab otobiographi orang-orang terkenal yang disusun sejak lahirnya hingga masa tuanya (matinya).
Tetapi tidak sama dengan al-Qur’an, karena al-Qur’an bukanlah kitab sejarah, al-Qur’an adalah kitab petunjuk hidup, al-Qur’an adalah kitab yang berisi hukum-hukum, pelajaran-pelajaran dan lain sebagainya.
Marilah kita kaji rahasia dibalik susunan ayat-ayat al-Qur’an yang menurut orang-orang Orientalis dan Kristen tidak beraturan.
SUSUNANNYA DARI ALLAH SWT
Bahwa susunan ayat-ayat dan surat-surat dalam al-Qur’an seperti yang sekarang ini ada adalah susunan yang dibuat oleh nabi Muhammad saw yangmendapat mandat dan pengawasan dari Allah SWT melalui malaikat Jibril. Bukan atas kesepakatan para sahabat atau umat Islam.
Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. QS.75:17
Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. QS. 75:18
Bila Malaikat jibril membacakan wahyu dari Allah SWT maka nabi Muhammad diperintah mendengarkannya dan bila Malaikat Jibril telah selesaimembacakannya maka nabi Muhammad saw diperintah untuk mengikuti bacaan sesuai yang dibacakan malaikat Jibril.
Malaikat Jibril setiap tahun pada bulan Ramadhan datang menemui nabi untuk menjaga bacaan dan susunan al-Qur’an :
Fatimah berkata : ”Nabi Muhammad memberitahukan kepadaku secara rahasia, Malaikat Jibril hadir membacakan al-Qur’an padaku dan saya membacakannya sekali setahun, hanya tahun ini ia membacakan seluruh isi kandungan al-Qur’an selama dua kali. Saya tidak berpikir lain kecuali, rasanya, masa kematian sudah semakin dekat.”  HR. Bukhari bab Fada’il al-Qur’an
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa nabi Muhammad saw berjumpa dengan malaikat Jibril setiap malam selama bulan Ramadhan hingga akhir bulan, masing-masing membaca al-Qur’an silih berganti. HR. Bukhari bab shaum
Hadith – hadith diatas dan beberapa hadith yang lainnya memberikan gambaran bahwa sistem bacaan antara nabi Muhammad saw dengan malaikatJibril adalah menggunakan sistem Mu’arada yaitu malaikat Jibril membaca satu kali dan nabi Muhammad saw mendengarkannya begitu pula sebaliknya.
Dengan sistem tersebut yang secara periodik dilakukan setiap bulan Ramadhan, memberikan jaminan bahwa susunan al-Qur’an yang sampai kepada umat Islam di seluruh dunia hingga saat ini adalah susunan yang sesuai dengan susunan yang Allah SWT kehendaki.
SUSUNANNYA UNIK, ITULAH KETERATURANNYA.
Kata orang-orang Orientalis dan orang-orang Kristen, al-Qur’an susunannya tidak beraturan, tidak berdasarkan urutan waktu turunnya, tidak berdasarkan panjang pendeknya surat, tidak berdasarkan tempat turunnya dan tidak pula berdasarkan pokok bahasan. Semua anggapan itu benar adanya, memang tidak atas dasar itu semua, susunan al-Qur’an atas dasar apa yang tahu hanya yang membuat al-Qur’an yaitu Allah SWT.
Namun, susunan yang dikatakan tidak beraturan tersebut, bagi yangmengkaji al-Qur’an justru akan menjumpai kemudahan-kemudahan menjadikan al-Qur’an sebagai tuntunan hidup, coba saja simak dengan hati yang jujur, ustadz-ustadz yang berdakwa jarang sekali yang membawa al-Qur’an, mereka dengan mudahnya menunjukkan ayat-ayat yang sesuai dengan pokok bahasan. Bila ada orang yang bertanya tentang sebuah masalah, seorang ustadz dengan mudahnya menunjukkan dalilnya dari al-Qur’an, inilah rahasia susunan al-Qur’an yang dibilang oleh orang-orang mereka tidak beraturan.
Satu lagi mukjizat dari al-Qur’an yang dibilang tidak beraturantersebut, berjuta-juta manusia dengan mudahnya menghafal al-Qur-’an, baik tua, muda, laki-laki, perempuan, anak-anak, orang Arab ataupun orang Indonesia, bahkan orang China sekalipun yang mempunyai struktur bahasa sangat berbeda dengan bahasa Arab, bukankah ini mukjizat al-Qur’an yang menurut penilaian manusia tidak beraturan, bukankah yang tidak beraturan akan sulit dihafal ‘, tetapi al-Qur’an mudah sekali dihafal, itu artinya al-Qur’an sangat beraturan susunannya, hanya manusialah yang tidak mempunyai ilmu mengetahui keteraturan al-Qur’an.
Tetapi pertanyaan bisa kita kembalikan kepada orang-orang Orientalis dan orang-orang Kristen, mengapa tidak seorangpun dari mereka yang hafal kitab mereka yang mereka aku-aku disusun secara beraturan?
Tentu setiap orang bila tanya mana yang lebih mudah dihafalkan, apakah kalimat yang disusun secara beraturan atau kalimat yang disusun acak tidak beraturan, tentu setiap orang akan menjawab tentu akan mudah menghafal kalimat yang disusun beraturan, kalau memang jawabannya demikian berarti al-Qur’an telah disusun dengan beraturan, terbukti al-Qur’an telah dihafal oleh jutaan manusia dari dulu hingga sekarang, dari Arab sampai ke China. Tetapi kita tidak mendapati seorangpun yang hafal Bible dari dulu hingga sekarang dari Israel hingga Indonesia.
Satu lagi bukti, bahwa keunikan al-Qur’an adalah sebuah mukjizat, apakah ada orang yang berhasil memalsukan al-Qur’an, padahal kalau al-Qur’an susunannya dibilang tidak beraturan, tentunya orang akan lebih mudah menyisipkan satu kata ke dalam al-Qur’an, tetapi ternyata semua tidak ada yang berhasil, baik orang-orang Orientalis maupun orang-orang Indonesia seperti yang pernah terjadi di Padang dan di Jogja.
BUMI SEBAGAI ANALOGI
Bila kita cermati bumi yang kita tempati ini, di mana-mana ada gunung,laut, daratan, hutan, danau, emas, batu-bara, mangga, apel, jeruk,durian dan lain sebagainya.
Kalau hukum keteraturan seperti yang diinginkan oleh orang-orang Orientalis dan orang-orang Kristen, maka susunan gunung, daratan,lautan, danau, buah-buahan, hewan yang ada di bumi dapat dikatakan semrawut tidak terkelompokkan.
Padahal susunan bumi yang seperti itulah yang menjadikan kehidupan dibumi ini harmonis dan seimbang baik secara geografis maupun secara ekosistem.
Bisa anda bayangkan andaikata bumi ini diciptakan dengan susunan menurut otaknya orang-orang Orientalis di mana gunung-gunung ditempatkan di satu tempat, lautan mengumpul di tempat yang lainnya, daratan ditempat yang lain lagi, maka bumi ini akan berhenti berputarkarena kehilangan keseimbangannya. Bukankah ketidakteraturan susunan gunung-gunung, lautan, daratan, lembah itulah yang justru menjadikan bumi berputar?.
Bukankah adanya buah-buahan, hewan, ikan dan lain sebagainya diseluruh belahan bumi ini menjadikan kehidupan dunia ini seimbang dan harmonis,bisa anda bayangkan andaikan di Indonesia ini tumbuh buah durian saja, di Thailand tumbuh beras saja, di Australia tumbuh gandum saja, di Amerika yang ada batu bara saja tidak ada hewan, buah-buahan dan air,maka tidak ada lagi keseimbangan dalam kehidupan di bumi ini.
Seperti yang pernah terjadi pada kaumnya nabi Musa as, di mana mereka tidak bisa tahan dengan satu makanan saja :
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata:“Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Rabbmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merah-nya”‘. QS. 2:61
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengi-saran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. QS. 2:164
Begitulah Allah SWT menciptakan bumi yang harmonis yang tumbuh buah-buahan dan menyebarkan bermacam-macam hewan di seluruh belahan bumi ini sehingga tercipta keharmonisan dan keseimbangan.
Seperti itu juga al-Qur’an disusun, ada kisah nabi Adam pada surat AliImran, Al-Mai-dah, al-A’raaf dan seterusnya, begitu juga tentang ayat-ayat aklaq, akidah, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya menyebar di beberapa surat. Hanya Allah SWT yang mengetahui secara pasti letak keteraturan dan keharmonisan al-Qur’an.
Pada halaman empat terdapat dua contoh penempatan ayat yang sepintas nampak tidak teratur tetapi setelah dikaji justru penempatan tersebut sangat mengagumkan.
CONTOH-CONTOH RAHASIA PENEMPATAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN
Mari kita ambil satu contoh ayat dan penempatannya :
Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, QS.2:2
Allah SWT menegaskan pada awal-awal al-Qur-’an dengan menyebut bahwaAl-Qur’an adalah kitab yang tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya, padahal Allah SWT bisa saja menyebutkan al-Qur’an sebagai kitab yang Agung, Mulya dan lain sebagainya pada awal-awal al-Qur’an.
Hal ini sebagai jaminan dari Allah dan jaminan harus diletakkan pertama kali agar orang-orang yang ingin mempelajari kandungan al-Qur’an lebih jauh mempunyai keyakinan bahwa al-Qur’an adalah kitab yang isinya tidak ada keragu-raguan sedikitpun, jaminan ini diperlukan karena al-Qur’an adalah kitab petunjuk yang tentunya tidak boleh ada keraguan sedikitpun dalam petunjuk tersebut.
Mari kita ambil lagi susunan ayat yang oleh orang-orang Orientalis dan orang-orang Kristen dibilang tidak beraturan :
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas,kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah ke-fasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlahkepada-Ku.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telahKucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadiagamamu.
Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. 5:3
Wahyu-wahyu tersebut tersusun dalam satu ayat, namun wahyu-wahyu tersebut tidak turun dalam waktu yang bersamaan, paragraf ketiga adalah wahyu yang turun terakhir, sementara paragrap pertama, kedua dan keempat turun jauh sebelumnya.
Menurut orang-orang Orientalis dan orang-orang Kristen susunan tersebut amburadul, lihat saja dari paragraf pertama yang bicara soal halal haram langsung loncat ke masalah tidak boleh takut kepada orang-orang kafir pada paragraf kedua, lalu disusul tentang kesempurnaan agama dan nikmat lalu loncat ke masalah makanan.
Sepintas sepertinya benar tuduhan mereka tentang ketidak-teraturan susunan al-Qur’an, tetapi justru susunan tersebut sangat teratur dan harmonis, lihat keteraturan ayat tersebut berikut ini :
Bahwa nabi Muhammad saw diutus untuk memperbaiki aklaq manusia dimana mereka saat itu salah satunya adalah terbiasa memakan bangkai,mencekik hewan untuk dimakan supaya nikmat karena ada darahnya,mengundi nasib, seperti paragrap pertama.
Terhadap misi Rasulullah tersebut orang-orang kafir berusaha menghalang-halangi, lalu Allah memberikan kemenangan atas Rasulullah sehingga orang-orang kafir berputus asa untuk menghalangi misi Rasulullah tersebut, seperti paragraf kedua.
Atas kemenangan tersebut Allah SWT menurunkan wahyu -wahyu yang terakhir kali turun- bahwa telah sempurna agama dan nikmat yang Allah berikan seperti yang termuat dalam paragraf ketiga,
Kemudian dalam paragraf ke empat diterangkan bila karena syariat AllahSWT (hukum halal-Haram) orang menjadi kelaparan dan memakan yang haram karena terpaksa maka Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Bukankah susunan seperti itu adalah susunan seperti gunung-gunung,daratan, lautan, hutan yang menyebar di seluruh permukaan bumi, yang terkesan tidak teratur tetapi sejatinya harmonis dan seimbang.
Bukankah susunan ayat tersebut terkesan tidak teratur tetapi sejatinya sangat sempurna dan mengagumkan susunannya sebagai petunjuk hidup ‘,seperti itu juga ayat-ayat lainnya di susun pada tempat dan urutan yang sangat tepat.
Semoga tulisan ini dapat menambah keimanan kita akan kemurnian Al-Qur’an. Amin.
***
al-islahonline.com

Surely God's Beautiful Plan

Rencana Allah Pasti Indah 

Ketika aku masih kecil, waktu itu Ibuku sedang menyulam sehelai kain.
Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet.
Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut, “Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara Ibu menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan Ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas.”
Aku heran, mengapa Ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku.
Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara Ibu memanggil, ” Anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan Ibu. “
Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet.
Kemudian Ibu berkata, “Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau,tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, Ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang Ibu lakukan.”
Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah,”Allah, apa yang Engkau lakukan?”
Ia menjawab, ” Aku sedang menyulam kehidupanmu.”
Dan aku membantah,” Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?”
Kemudian Allah menjawab, “Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini..”
Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu.
Subhanallah, beruntunglah orang-orang yang mampu menjaring ayat indah Allah dari keruwetan hidup di dunia ini. Semoga Allah berkenan menumbuhkan kesabaran dan mewariskan kearifan dalam hati hamba-Nya agar dapat memaknai kejadian-kejadian dalam perjalanan hidupnya, seruwet apapun itu. Aminnnnn
Subhanallah, tulisan ini benar-benar membuka pikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang maha pengatur segala sesuatu di alam ini.
Cerita ini mengingatkan saya bahwa kendati pun manusia punya keinginan, tetapi Allah mempunyai keputusan yang tak mungkin dapat kita ubah, mari kita senantiasa bertawakkal kepada Nya.

Dari Sahabat

Sign A Story of Islamic American Medical As One verse of the Quran

Kisah Masuk Islamnya Seorang Dokter Amerika Karena Satu Ayat Al-Qur’an 

Written by: Ummu Khodijah
**
Beberapa tahun yang lalu, seorang teman bercerita kepadaku tentang kisah masuknya seorang dokter Amerika ke dalam Islam. Dari apa yang kuingat dari kisah yang indah ini adalah : Kisah ini terjadi pada salah satu rumah sakit di Amerika Serikat.
Di rumah sakit tersebut, seorang dokter muslim bekerja dengan keilmuan yang sangat baik, sehingga memberi pengaruh besar untuk mengenal beberapa dokter Amerika. Dan dia, dengan kemampuan tersebut mengundang decak kagum mereka. Diantara para dokter Amerika ini, dia mempunyai satu teman akrab yaitu orang yang memiliki kisah ini. Mereka berdua selalu bertemu dan keduanya bekerja pada bagian persalinan.
Pada suatu malam, di rumah sakit tersebut terjadi dua peristiwa persalinan secara bersamaan. Setelah kedua wanita itu melahirkan, dua bayi tersebut tercampur dan tidak ada yang mengetahui masing-masing pemilik kedua bayi yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu. Kerancuan ini terjadi disebabkan kecerobohan perawat yang seharusnya dia menulis nama ibu pada gelang yang diletakkan di tangan kedua bayi tersebut. Dan ketika kedua dokter tersebut tahu bahwa mereka berada dalam kebingungan; Siapakah ibu bayi laki-laki dan siapakah ibu bayi perempuan, maka dokter Amerika berkata kepada dokter Muslim, ”Engkau mengatakan bahwasanya Al-Qur’an telah menjelaskan segala sesuatu dan engkau mengatakan bahwasanya Al-Qur’an itu mencakup semua permasalahan-permasalahan apapun. Maka tunjukkanlah kepadaku cara mengetahui siapa ibu dari masing-masing bayi ini..!!”
Dokter Muslim itupun menjawab, ”Ya, Al-Qur’an telah menerangkan segala sesuatu dan akan aku buktikan kepadamu tentang hal itu. Biarkan kami mendiagnosa ASI kedua ibu dan kami akan menemukan jalan keluar.” Setelah nampak hasil diagnosa, dengan sangat percaya diri dokter muslim itu memberitahu temannya si dokter Amerika, siapakah ibu sebenarnya dari masing-masing bayi tersebut…!!!!
Dokter Amerika itupun terheran-heran dan bertanya, ”Bagaimana kamu tahu?”
Dokter Muslim menjawab ”Sesungguhnya hasil yang nampak menunjukkan bahwasanya kadar banyaknya ASI pada payudara ibu si bayi laki-laki dua kali lipat kandungannya dibanding ibu si bayi perempuan. Perbandingan kadar garam dan vitamin pada ASI si ibu bayi laki-laki itu juga dua kali lipat dibanding ibu si bayi perempuan.” Kemudian dokter muslim tersebut membacakan ayat Al-Qur’an yang dia jadikan dasar argumen dari jalan keluar itu,
”Bagi laki-laki seperti bagian dua perempuan.” (QS. An-Nisa:11)
Dan setelah mendengarkan dokter Amerika itu arti ayat tersebut, dia jadi bengong, dan dia menyatakan keislamannya secara spontan tanpa ragu-ragu. Subhanallah, Maha Suci Allah Robb semesta alam.

Diambil dari : Kolom Kisah Teladan, Majalah Qiblati |Vol.01/No.4/ Desember 2005 | Dzulqa’idah 1426 H

Stop for a moment

Berhentilah Sejenak 

Suatu ketika, tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah BMW seri 7 merah metalic. Kini, sang pengusaha, sedang menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu,dengan kecepatan penuh. Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak itu yang tampak melintas. Aah…, ternyata, ada sebuah batu yang menimpa mobil BMW-nya.
Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang. Cittt….ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram dan bersumpah serapah, di mundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu dilemparkan. “Kurang ajar!!”. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa. Di tariknya seorang anak yang paling dekat, dan di pojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.
“Apa yang telah kau lakukan!!! Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!! Lihat goresan itu”, teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu.
“Kamu tahu nggak, mobil baru semacam itu akan butuh banyak ongkos di bengkel kalau sampai tergores.” Ujarnya lagi dengan geram, tampak ingin memukul anak itu.
Sang anak tampak ketakutan, dan berusaha meminta maaf. “Maaf Pak, maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa.”
Air mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun. “Maaf Pak, aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti….”
Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi. “Itu disana ada kakakku. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Aku tak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat. Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan..”Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu. “Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi dia terlalu berat untukku.”
Pengusaha muda itu terdiam. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera, di angkatnya anak yang cacat itu menuju kursi rodanya. Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap luka di lutut anak itudan dioleskannya Betadine. Memar dan tergores, sama seperti sisi pintu BMW kesayangannya. Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih.
“Terima kasih, dan semoga Allah akan membalas perbuatan Tuan.” Begitu katanya…
Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masih nanar menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.
Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju BMW miliknya.Disusurinya jalan itu dengan lambat, sambil merenungkan kejadian yang baru saja dilewatinya. Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele. Namun, ia memilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itu tetap nyata terlihat:
“Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu.”
***
Sahabat, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar dan dipacu untuk tetap berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan melintasi berbagai macam hal dan kenyataan. Namun, apakah kita memacu hidup kita dengan cepat… mengejar karir dan harta, pergi jam 6 pulang jam 11 malam, sehingga tak pernah ada masa buat kita untuk menyelaraskannya untuk melihat sekitar? Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, hingga terlupa pada banyak hal yang melintas di sekitar kita.
Sebagai orang yang terpelajar dan dikaruniai kelebihan, mungkin kita ingin serba cepat belajar, bergelar, dan menjadi maju. Celaan pun kita lontarkan untuk mereka yang malas danbodoh. Sebagai orang yang sukses berkarir, mungkin kita akan terus haus dengan jabatan danmengejar kekayaan. Cibiran pun kita sandangkan pada mereka yang tidak sekayadanseperlente kita. Sebagai orang yang dikaruniai hidayah, mungkin kita juga rajin sholat danberamal .. tanpa mengajak mereka yang kita anggap awam, tidak taat beragama,dan ahli maksiat. Namun, apakah kita ingin pintar, ingin maju, ingin kaya, ingin masuk surga .. sendirian saja??
Sahabat, kadang memang, ada yang akan “melemparkan batu” buat kita agar kita mau dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada kita. Mendengar bisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau menunggu ada yang melemparkan batu-batu itu buat kita.



(Diambil dari tulisan Irfan Toni H, http://www.eramuslim.com)

Life After Death

Kehidupan Sesudah Mati 

Sesungguhnya hidup sesudah mati itu adalah hak. Allah telah menjelaskannya dalam Al Qur’an. Meski demikian, sejak zaman dulu hingga zaman sekarang, banyak orang yang tidak percaya akan adanya kehidupan sesudah mati. Mereka mengira jika sudah mati dan jadi tulang belulang, ya sudah. Tidak ada apa-apa lagi.
Dengan cara begitu, orang bebas berbuat jahat. Toh mereka tidak akan dapat ganjaran di akhirat nanti.
Inilah perkataan orang-orang yang kafir akan adanya hidup sesudah mati: “Itulah balasan bagi mereka, karena sesungguhnya mereka kafir kepada ayat-ayat Kami dan (karena mereka) berkata:  ”Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru?” [Al Israa’: 98]
“Dan berkata manusia:  ”Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali?” [Maryam: 66]
Mereka ragu bahwa Allah mampu menciptakan mereka kembali.
Tapi Allah menegaskan bahwa Allah yang telah menciptakan mereka dari ketiadaan, sanggup menciptakan mereka kembali dari tulang-tulang yang berserakan. Ibarat seorang yang membuat mobil, begitu mobilnya hancur berantakan, dia bisa membuat mobil itu bangkit kembali dari rongsokan yang tersisa. Namun Allah SWT jauh lebih hebat dari itu.
Kehidupan di dunia ini fana. Pasti akan hancur. Para ilmuwan menyatakan bahwa energi matahari dan juga bintang-bintang lainnya yang terbakar terus berkurang setiap hari. Suatu saat energi itu akan habis dan gaya gravitasi serta gaya lainnya yang membuat bintang-bintang tidak bertabrakan akan hilang. Oleh karena itu, kehidupan dunia pasti sirna dan diganti dengan kehidupan akhirat yang lebih kekal dan lebih baik.
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah kuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan waktu yang tertentu bagi mereka yang tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang zalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran.” [Al Israa’: 99]
“Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?” [Maryam: 67]
Dan Allah telah menjanjikan bahwa Dia akan membangkitkan orang-orang yang kafir bersama setan dan memasukkan mereka ke neraka Jahannam untuk menerima balasan atas kekafiran dan perbuatan jahatnya.
“Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama syaitan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut.” [Maryam: 68]
Mudah-mudahan kita beriman pada hari akhir dan hidup sesudah mati. Dan tidak tersesat oleh orang-orang kafir.

A rotten Hatred

Busuknya Sebuah Kebencian 

Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak ( TK ) mengadakan “permainan”. Ibu Guru menyuruh tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa … tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.
Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci. Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu.
Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap.
Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.
Ibu Guru, “Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?”
Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut ke manapun mereka pergi.
Guru pun menjelaskan apa arti dari “permainan” yang mereka lakukan.
Ibu Guru, “Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu. Bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup ? Alangkah tidak nyamannya …”

Sustenance of Fools

Rezeki Besar Orang Bodoh 

Waktu itu, hari Senin, pukul 07.30 WIB, saya dari Tanjungkarang berniat pergi ke Terminal Rajabasa, Bandar Lampung, untuk berjualan asongan. Ketika sedang menunggu angkot, tiba-tiba saya melihat sebuah dompet warna hitam tergeletak di tengah jalan. Beberapa sepeda motor dan mobil yang lewat telah melindas dompet itu. Karena, penasaran saya pun menghampiri dompet itu, tentu saja dengan bersusah payah karena lalu lintas pagi itu cukup padat dan beberapa pengendara sepeda motor banyak yang kebut-kebutan.
Setelah berhasil mendapatkan dompet itu saya buru-buru membukanya. Dan, ternyata di dalamnya berisi uang lima puluh ribu rupiah, KTP, SIM, STNK, ATM BCA, kartu mahasiswa dan sebuah jimat berbentuk keris mini (semar mesem?). Ketika temuan itu saya ceritakan pasa salah seorang teman, ia pun tertawa girang. Ia meminta bagian lima ribu rupiah. Katanya, menurut cerita dari orang tua, jika ia menemukan uang di jalan maka harus berbagi rezeki dengan teman, sebagai ‘buang sial’ agar nantinya uang kita tidak hilang.
Mendengar itu saya hanya tersenyum. Sebaliknya saya ingin mencari alamat pemilik dompet itu sebagaimana tercantum di KTP, karena dompet itu bukan milik saya dan saya tidak berhak untuk mengambil uangnya.
”Bodoh betul kamu! Tuhan telah memberimu rezeki besar tanpa harus memeras keringat. Jika dompet itu kamu kembalikan paling-paling kamu dikasih uang sepuluh ribu rupiah. Itu pun kalau orangnya tidak pelit-pelit amat. Mendingan uangnya kamu ambil dan dompetnya buang. Dasar bodoh!” makinya sambil menunjuk-nunjuk.
”Niat saya hanya ingin mengembalikan dompet itu dengan ikhlas tanpa mengharap imbalan, karena itu bukan milik saya,” kata saya sambil berlalu dari hadapannya.
Keesokan harinya saya mencari alamat pemilik dompet itu dan dengan mudah dapat saya temukan. Saya mengetuk pintu sambil mengucap Assalamualaikum. Dengan ramah tuan rumah menjawab uluk salam dan mempersilakan saya masuk.
”Pak, Bu, maksud kedatangan saya kemari ingin mengembalikan dompet ini yang kemarin saya temukan di jalan,” kata saya membuka pembicaraan. Suami istri itu saling berpandangan sambil mengambil dompet yang saya letakkan di meja lalu memeriksa isinya.
”Memang benar ini dompet anak saya yang kemarin terjatuh waktu berangkat kuliah. Dia sudah mencarinya kemana-mana, bahkan sudah lapor polisi. Terima kasih, Nak, terima kasih!”
Mereka bergantian menyalami saya dan tangan saya pun diciumnya. Saya menjadi kikuk dan salah tingkah.
Kami mengobrol ke sana kemari ditemani secangkir teh manis dan kue kering, mulai dari soal politik sampai polah tingkah tukang copet di Terminal Rajabasa. Ketika saya berpamitan pulang, tiba-tiba tuan rumah menyelipkan amplop ke kantong baju saya sambil berbisik, ”Terimalah ini ala kadarnya dengan ikhlas, sabagai ungkapan rasa terima kasih kami.”
Sampai di rumah amplop itu saya buka. Alangkah terkejutnya saya mendapati isinya: uang dua ratus ribu rupiah! Hari itu juga saya menemui teman yang kemarin memaki-maki saya sebagai orang bodoh di terminal. Tanpa basa-basi saya masukkan ke kantong celananya selembar uang limapuluh ribu kemudian berlalu dari hadapannya. Ia berusaha menahan langkah saya.
”Ini uang buat saya?” tanyanya heran. ”Ya, buat kamu. Itu rezeki besar orang bodoh!” jawabku enteng. Ia tertawa ngakak sambil jingkrak-jingkrak dan menempelkan uang itu di jidat. Tobat…!